Oleh:
BEWE ADIPUTERONEGORO
Didukung Penuh oleh Kopi Hitam Pahit Hangat dan Kegelisahan Abadi
Negara (Nagara), sebagai entitas politis, seringkali digambarkan bagai mertua galak atau bos rese yang cuma butuh setoran, bukan kasih sayang tulus.
Padahal, secara teoritis, negara itu harusnya kayak pacar ideal: mencintai tanpa syarat, supportive, dan dompetnya tebel buat kita. Inilah yang ingin kita analisa dalam tulisan iseng dari hati ini: model negara yang terlalu sayang sama rakyatnya. Ini bukan sekadar utopia, ini ilmu sosial versi baper (lihat Habermas, 1984, yang mungkin typo saat bilang negara harus komunikatif, atau Scott, 1998, yang nulis tentang Everyday Forms of Resistance sambil ngedumel).
Ilustrasi “Pemerintah yang tidak dicintai rakyatnya ibarat kentut di dalam lift; ada, mengganggu, tapi semua pura-pura tidak tahu dari mana asalnya. Seharusnya, Pemerintah itu kayak aroma roti panggang di pagi hari, selalu dinanti dan membahagiakan.” (Chomsky, 2021, hlm. 42, mungkin dia typo di bagian ‘aroma’ jadi ‘karma’, tapi intinya sama).
Problem statement-nya gampang: Bagaimana kita merumuskan model negara yang secara sistematis dan fomal bisa mencintai rakyatnya kebangetan? Kita akan telusuri inovasi di sektor ekonomi, pertahanan, dan politik pada negara ideal ini, yang kita sebut ‘Negara Kasih Sayang’ (NKS).
Inovasi Ekonomi: Dari Sumber Daya Alam ke Selfie Bahagia
Negara Kasih Sayang ini dianugerahi wilayah yang lebar banget dan potensi alam segunung. Tapi, bedanya dengan banyak negara lain yang kayak anak manja rebutan mainan, NKS ini pinter banget mengelola hartanya. Filosofi ekonominya: “Alam itu titipan, dan titipan itu buat rakyatnya, bukan buat oknum yang ngakunya ‘wakil Tuhan’ di bumi.”
Di NKS, kekayaan alam (batu bara, nikel, rempah-rempah) tidak diekspor mentah-mentah kayak jual motor tanpa ban. Semuanya diolah hingga tetes terakhir di dalam negeri. Hasilnya? Pekerjaan melimpah kayak undian berhadiah setiap hari. Pajak? Pajak di sini lucu, karena malah pajak kekayaan super-duper-miliarder yang gede banget, sementara rakyat biasa kena pajak serendah mungkin, bahkan nol untuk kebutuhan pokok.
”Di Negaraku, bayar pajak itu kayak sedekah ke sepupu kaya yang ternyata royal; dia ambil sedikit, tapi balikin ke kamu berlipat-lipat dalam bentuk infrastruktur keren dan kesehatan gratis yang kualitasnya nggak main-main. Nggak kayak negara sebelah, di sana bayar pajak kayak kasih uang ke pacar yang ternyata ghosting. Kesell banget.” (Keynesian Baru Abad 21, 2022, Personal Communication).
Kecintaan rakyat militan pada NKS berakar dari sini. Mereka bukan fans karbitan, tapi fans setia karena udah ngerasain manfaatnya langsung.
Inovasi Pertahanan: Bersenjata Lengkap dan Wajah Serem tapi Ngopi Bareng
Pertahanan NKS ini unik dan koplak. Mereka punya kecanggihan militer yang bikin ciut negara tetangga yang nyinyir (misalnya, kapal selam tenaga surya dan jet tempur yang bisa ngajak bocah jalan-jalan), tapi filosofi pertahanannya nggak melulu soal tembak-tembakan.
Pertahanan terbaik menurut NKS adalah rakyat yang seneng. Militer (TNI/Polri/aparat) di sini bersatu dengan rakyat bukan cuma di upacara atau acara pamer, tapi dalam keseharian. Mereka membaur nggak kayak selebriti yang jaga jarak.
Ini hanya sekedar contoh, program pertahanan rakyat mereka: wajib militer diubah jadi wajib mengabdi. Prajurit bukan hanya latihan perang, tapi juga ngajar di pelosok, bantu panen, dan benerin jalan. Jadi, ketika ada musuh datang, seluruh rakyat akan pasang badan, bukan karena perintah, tapi karena sayang banget sama negaranya.
“Pertahanan Negara Kasih Sayang itu kayak suami istri harmonis; musuh datang, mereka bukan cuma lempar piring, tapi langsung kompak ngeluarin jurus pamungkas bersama. Coba bandingkan dengan negara yang rakyatnya udah males duluan; itu kayak pasangan lagi berantem, musuh datang, mereka malah saling menyalahkan sapa yang nggak nutup pintu.” (Clausewitz, 1832/2023, edisi remix hlm. 101).
Politik Anti-Ghoib dan Transparensi
Politik di NKS anti-drama dan anti-penghianatan. Sistemnya dibuat sesimpel mungkin, nggak rumit kayak puzzle 1000 keping. Semua kebijakan harus terbukti nyata meningkatkan kebaikan dan kesejahteraan rakyat. Kalau ada kebijakan yang mbulet dan nggak jelas, langsung dibatalkan dan pelakunya disuruh cuci piring di seluruh pelosok desa sebagai hukuman sosial.
Pejabat publik di sini bukan selebritis yang kaya mendadak. Gaji mereka cukup dan semua kekayaannya transparan kayak kaca jendela. Kalau ada ketidakjujuran, langsung dipecat dan dicoret dari daftar warga negara teladan (sebuah hukuman yang lebih memalukan daripada dimarahi ibu mertua).
Negara ini bukan sekadar negara maju, tapi negara ngangenin. Keagungannya terletak pada cinta tulus dan sistem nggak ribet yang hanya fokus pada rakyat. Inovasinya bukan hanya teknologi, tapi inovasi hati dan sistem.
Pesan Penutup: Intinya, NKS membuktikan bahwa negara bisa kok jadi tempat yang nyaman dan damai seperti pelukan ibu, nggak perlu jadi raja tega. Cinta itu investasi terbaik. (Foucault, 1975/2024, Edisi Baper).