Oleh : Kunto Arief Wibowo
Di Indonesia, jumlah limbah yang dihasilkan oleh masyarakat meningkat secara signifikan, yang ditandai dengan pertumbuhan populasi dan perkembangan industri yang pesat. Sumber daya alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri, di sisi lain, semakin terbatas. Ini menimbulkan masalah yang signifikan bagi keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
Pemanfaatan barang bekas untuk diolah kembali menjadi produk bernilai tinggi adalah solusi yang semakin populer karena tidak hanya menguntungkan ekonomi tetapi juga meningkatkan ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor. Ini juga akan menciptakan lapangan kerja baru. Barang-barang yang sebelumnya dianggap tidak berguna, seperti plastik, logam, elektronik, besi, kertas, dan sebagainya, dapat diubah menjadi produk yang memiliki daya saing tinggi dan bahkan dapat menembus pasar ekspor dengan inovasi dan kreativitas.
Lebih dari sekedar pendekatan ekonomi, penggunaan barang bekas ini sejalan dengan konsep Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Konsep ini menekankan betapa pentingnya peran seluruh masyarakat dalam mendukung ketahanan nasional, termasuk dalam hal ekonomi dan lingkungan. Prinsip ini mendorong masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam strategi ketahanan sumber daya yang mencakup pemanfaatan barang bekas dan pengelolaan limbah. Selain menjadi konsumen dan penghasil sampah, masyarakat juga berperan dalam menjaga ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dan menjaga kelestarian lingkungan.
Strategi ini tidak hanya mendorong sektor ekonomi kreatif dan memperkuat industri dalam negeri, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam menjaga stabilitas dan kemandirian ekonomi. Dalam kerangka Sishankamrata, transformasi barang bekas menjadi produk bernilai tinggi diharapkan dapat membantu membangun Indonesia yang lebih mandiri, berkelanjutan, dan tangguh.
KONDISI SAAT INI
Saat ini, mengelola volume sampah yang terus meningkat adalah masalah besar bagi Indonesia. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah sampah yang dihasilkan di Indonesia mencapai jutaan ton setiap tahunnya, dengan sebagian besar di antaranya terdiri dari limbah plastik, kertas, limbah organic, dan limbah elektronik. Sistem pengelolaan sampah yang buruk menyebabkan banyak sampah berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), mencemari lingkungan, dan menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat.
Sebaliknya, industri masih sangat bergantung pada bahan baku impor, terutama untuk plastik dan logam. Kondisi ini meningkatkan defisit perdagangan Indonesia dan membuatnya lebih rentan terhadap perubahan harga pasar global. Sementara itu, ekonomi kreatif dan daur ulang di dalam negeri masih belum sepenuhnya berkembang, dengan banyak bisnis skala kecil dan kesulitan mendapatkan modal dan dukungan teknologi.
Dalam situasi seperti ini, ide Sishankamrata, dapat digunakan sebagai kerangka strategis untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan lingkungan. Sishankamrata menekankan betapa pentingnya bagi seluruh bagian masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam mendukung ketahanan nasional, termasuk dalam bidang ekonomi, sumber daya, dan lingkungan. Konsep ini dapat diterapkan dalam pengelolaan barang bekas dan limbah, di mana orang secara langsung terlibat dalam memilah, mendaur ulang, dan mengolah sampah menjadi produk bernilai tinggi. Ini memungkinkan setiap orang untuk membantu meningkatkan ketahanan nasional dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.
Namun, penerapan Sishankamrata dalam pengelolaan barang bekas dan limbah saat ini masih menghadapi beberapa tantangan. Beberapa di antaranya adalah kesadaran masyarakat yang rendah, ketersediaan teknologi daur ulang yang terbatas, dan dukungan kebijakan yang tidak memadai. Program seperti bank sampah dan gerakan pilah sampah dari rumah telah meningkatkan kesadaran perkotaan tentang lingkungan, tetapi masih belum diterapkan secara merata di seluruh Indonesia.
Dengan menggunakan gagasan Sishankamrata untuk melibatkan seluruh masyarakat, diharapkan masalah ini dapat diselesaikan dan tercipta sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan industri untuk menciptakan sistem pengelolaan barang bekas yang efisien dan berkelanjutan.
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Konsep Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta, juga dikenal sebagai Sishankamrata, dapat menjadi landasan strategis yang menggabungkan upaya pemerintah dan masyarakat untuk mendukung ketahanan nasional melalui penggunaan barang bekas. Konsep ini, yang menekankan pentingnya keterlibatan seluruh masyarakat dalam pertahanan dan keamanan nasional, juga dapat diterapkan dalam konteks ketahanan ekonomi dan lingkungan.
Diharapkan, dengan menerapkan Sishankamrata, pemerintah, industri, komunitas, dan masyarakat akan bekerja sama untuk memanfaatkan barang bekas sebagai aset ekonomi. Masyarakat tidak hanya menghasilkan sampah, tetapi juga berpartisipasi dalam proses mendaur ulang, memilah, dan memanfaatkan kembali barang bekas. Sementara sektor industri berfungsi sebagai pengolah yang dapat mengubah limbah menjadi produk bernilai tinggi, pemerintah menawarkan regulasi, insentif, dan dukungan teknologi.
Staf ahli sangat penting untuk mewujudkan kondisi ideal ini. Ahli dari bidang lingkungan, ekonomi, sosial, dan teknologi dapat memberikan saran strategis dan prototipe untuk memastikan setiap langkah dalam pengelolaan barang bekas berjalan secara efisien dan efe
ktif. Setiap bagian masyarakat harus bertanggung jawab untuk menjaga ketahanan ekonomi dan lingkungan dalam kerangka Sishankamrata.
Oleh karena itu, masyarakat terlibat dalam aspek fisik pertahanan dan keamanan serta dalam pengelolaan sumber daya melalui penggunaan barang bekas yang ramah lingkungan. Dengan mengurangi ketergantungan negara pada bahan baku impor dan mengurangi dampak lingkungan yang mengancam stabilitas sosial, masyarakat yang sadar lingkungan dan tanggap terhadap pengelolaan limbah secara tidak langsung membantu keamanan negara.
Diharapkan bahwa melalui kerja sama ini akan tercipta ekosistem yang mendukung pengelolaan barang bekas secara berkelanjutan. Ini akan mendorong pertumbuh
an ekonomi dan memperkuat dasar ketahanan nasional. Berdasarkan konsep Sishankamrata, pembangunan industri daur ulang akan memastikan bahwa sem
ua orang akan berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih, ekonomi yang lebih mandiri, dan negara yang lebih kuat dan stabil.
KESIMPULAN
Menggunakan barang bekas sebagai barang bernilai ekonomi tinggi memiliki potensi besar untuk meningkatkan ketahanan nasional Indonesia. Dengan mengubah limbah dan barang bekas menjadi sumber daya yang menguntungkan, Indonesia tidak hanya dapat mengurangi volume sampah dan dampak lingkungan tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan ekonomi kreatif, dan mengurangi ketergantungannya pada bahan baku impor.
Konsep Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) memungkinkan semua bagian masyarakat, pemerintah, dan perusahaan untuk terlibat secara aktif dalam pengelolaan barang bekas. Konsep ini menempatkan masyarakat sebagai bagian penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan lingkungan negara, sejalan dengan visi ketahanan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
Selain itu, peran staf ahli sangat penting dalam memberikan inovasi, panduan, dan rekomendasi kebijakan yang mendukung upaya pengelolaan barang bekas. Dengan dukungan penuh dari para ahli, pemerintah, dan seluruh masyarakat, Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun ekonomi sirkular yang tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga mendukung kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional yang kuat