Opini

Manajemen Strategi Pertahanan Berkelanjutan

Penulis : Tati Herlia, S.IP., MM.

Pembina Utama Muda-IV/c

Analis Pertahanan Negara Madya Set Balitbang Kemhan RI

 

Dalam era yang terus berubah dengan cepat, manajemen strategi berkelanjutan menjadi pendekatan krusial dalam bidang pertahanan negara. Konsep ini tidak hanya mempertimbangkan aspek ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan dalam setiap pengambilan keputusan. Tujuan utamanya adalah menciptakan nilai jangka panjang yang berkesinambungan bagi organisasi pertahanan dan pemerintahan secara luas. Artikel ini akan mengulas berbagai aspek manajemen strategi pertahanan berkelanjutan di Indonesia, dari modernisasi dan kemandirian pertahanan, optimalisasi sumber daya manusia dan bela negara, pertahanan maritim dan ekonomi, hingga strategi kerjasama dan geopolitik.

Modernisasi dan Kemandirian Pertahanan

Modernisasi pertahanan militer Indonesia memerlukan keterlibatan tidak hanya TNI, tetapi juga pakar iptek, terutama di bidang teknologi informasi dan aeronautika. Pengembangan drone canggih, sistem pertahanan siber, dan teknologi satelit menjadi fokus utama. Pelatihan personil militer dalam penggunaan teknologi terkini juga menjadi prioritas untuk memastikan kesiapan menghadapi ancaman modern. Sejalan dengan upaya modernisasi, strategi pemberdayaan kemandirian industri pertahanan menjadi kunci dalam menghadapi ancaman di era industri 4.0. Dukungan kebijakan pemerintah, termasuk penambahan anggaran, menjadi faktor penting. Peningkatan produktivitas melalui pengembangan SDM, bahan baku, dan teknologi juga perlu diperhatikan.

Penerapan konsep Tiga Pilar Industri Pertahanan yang melibatkan pengguna, produsen, dan perencana, serta kolaborasi antara BUMN dan BUMS dalam pengadaan alutsista, menjadi langkah strategis. Pengembangan industri pertahanan lokal tidak hanya meningkatkan kemandirian, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di sektor teknologi tinggi. Dalam menghadapi ancaman teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI), strategi pertahanan Indonesia perlu mencakup pembangunan arsitektur pertahanan siber secara terpadu dan terintegrasi. Pengembangan kebijakan, dasar hukum, dan doktrin yang relevan menjadi landasan penting. Peningkatan kemampuan intelijen untuk memahami perkembangan ancaman, pembangunan industri pertahanan dalam negeri berbasis teknologi AI, serta perekrutan dan pelatihan SDM secara berkelanjutan juga menjadi fokus utama.

Menghadapi era Industri 4.0, Indonesia perlu menerapkan cybersecurity yang komprehensif, mengidentifikasi area strategis untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta menganalisis dampak jangka panjang pemanfaatan teknologi. Pengembangan kurikulum pendidikan yang menekankan pada keterampilan digital dan pemikiran kritis menjadi langkah penting dalam mempersiapkan generasi masa depan.

Optimalisasi  dan Penguatan Sumber Daya Manusia dan Bela Negara

Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) menjadi aspek penting dalam manajemen strategi pertahanan berkelanjutan. Strategi manajemen SDM yang efektif mencakup penerapan teknologi dalam proses rekrutmen dan seleksi, serta penggunaan platform pembelajaran digital untuk pengembangan personil. Upaya menciptakan lingkungan kerja yang inovatif juga menjadi prioritas, diimbangi dengan integrasi tanggung jawab lingkungan dalam kebijakan SDM.

Menghadapi perang generasi keempat, SDM pertahanan Indonesia dituntut untuk menguasai teknologi modern dan mampu mengkoordinasikan seluruh sumber daya nasional sebagai kekuatan pertahanan. Profesionalisme SDM pertahanan, termasuk pelibatan ahli sipil, menjadi keharusan. Revitalisasi program wajib militer untuk pemuda juga patut dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

Aspek bela negara juga menjadi perhatian dalam manajemen strategi pertahanan berkelanjutan. Melalui Gerakan Pramuka, upaya peningkatan semangat bela negara dilakukan dengan menyelaraskan Janji Satya dan Darma Pramuka dengan program SDGs, menyusun roadmap jangka panjang, menengah, dan pendek, serta menyelaraskan kurikulum Syarat Kecakapan Umum (SKU) dengan indikator SDGs.

Dalam upaya mencegah disintegrasi bangsa, manajemen pertahanan perlu berfokus pada peningkatan pemahaman demokrasi yang benar, pengelolaan sumber daya nasional secara komprehensif, serta pemerataan pembangunan nasional termasuk di daerah kaya SDA. Program-program yang mempromosikan toleransi dan keberagaman budaya juga menjadi bagian penting dari strategi ini.

Pertahanan Maritim dan Ekonomi

Sebagai negara kepulauan, pertahanan maritim Indonesia menjadi aspek vital. Strategi pertahanan maritim mencakup pembangunan infrastruktur maritim, pengembangan wilayah dan peningkatan aktivitas ekonomi pesisir, perlindungan sumber daya alam laut, pemanfaatan energi dan mineral dasar laut, pengembangan jasa logistik pelabuhan dan wisata bahari, serta penguatan pendidikan maritim dan penguasaan teknologi kelautan.

Pengembangan armada kapal patroli modern dan sistem pemantauan laut terintegrasi menjadi prioritas untuk menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia dari berbagai ancaman, termasuk penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran batas wilayah. Pertahanan ekonomi juga menjadi aspek integral dalam strategi pertahanan berkelanjutan. Menghadapi sengketa perdagangan internasional, seperti kasus nikel dengan Uni Eropa, Indonesia perlu menerapkan strategi yang komprehensif. Ini meliputi pencarian investor, penetapan regulasi yang mendukung, upaya banding atas gugatan internasional, serta menjaga stabilitas politik dalam negeri.

Implementasi kebijakan cadangan pangan nasional menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pertahanan. Koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait, penyaluran cadangan pangan melalui berbagai saluran, pembangunan lumbung pangan masyarakat, serta peningkatan kualitas SDM pengelola cadangan pangan menjadi langkah-langkah konkret dalam menjamin ketahanan pangan nasional.

Pengelolaan sumber daya alam secara optimal juga menjadi kunci dalam memperkuat posisi ekonomi Indonesia di kancah global. Diversifikasi ekonomi dan pengembangan industri bernilai tambah tinggi menjadi strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.

Strategi Kerjasama dan Geopolitik

Strategi kerjasama Indo-Pasifik menjadi komponen penting dalam mendukung pertahanan negara. Optimalisasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), formulasi strategi kerjasama dari perspektif Indonesia, serta implementasi kebijakan teknis yang menguntungkan kepentingan nasional menjadi prioritas. Penguatan diplomasi sebagai lini terdepan pertahanan dan sinergi triple helix antara akademisi, industri pertahanan, dan pemerintah untuk mendorong inovasi industri pertahanan juga menjadi langkah strategis.

Dalam konteks pemindahan ibu kota negara, strategi yang diterapkan harus mempertimbangkan aspek ekonomi pertahanan. Ini meliputi penyusunan kerangka kerja khusus dan paket strategi, optimalisasi peluang dan kekuatan serta antisipasi hambatan dan ancaman, pembentukan sistem IKN baru dengan instrumen pertahanan nirmiliter, serta sinergitas antar instansi dan pelibatan masyarakat lokal.

Prioritas pembuatan UU pemindahan ibu kota, pembentukan badan otorita, dan penyusunan blueprint pemindahan menjadi langkah-langkah konkret yang perlu ditempuh. Desain ibu kota baru juga harus mempertimbangkan aspek pertahanan, termasuk pembangunan infrastruktur yang mendukung mobilitas militer dan sistem komunikasi yang aman.

Kerjasama antar lembaga pemerintah, pelibatan masyarakat, serta kolaborasi dengan sektor swasta dan akademisi menjadi kunci dalam mewujudkan pertahanan negara yang tangguh dan berkelanjutan. Implementasi strategi-strategi ini memerlukan komitmen jangka panjang, investasi yang signifikan, dan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan strategis.

Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, Indonesia dapat membangun sistem pertahanan yang tidak hanya kuat secara militer, tetapi juga tangguh dalam menghadapi ancaman non-tradisional, serta berkontribusi pada pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Secara keseluruhan jika dibahas dengan pendekatan managemen strategik, maka manajemen pertahanan berkelanjutan meliputi banyak aspek. Aspek-aspek tersebut tampak dari  bagan berikut:

 

 

Gambar di atas mempertegas bahwa manajemen pertahanan Indonesia, terutama konteks kekinian dengan berbagai kemungkinan ancaman, harus melibatkan semua aspek. Regulasi, anggaran, SDM, Informasi, wilayah dan seterusnya adalah komponen-komponen penting yang harus diperkuat dan dimaksimalkan. Tanpa itu semua sulit pertahanan dalam mekanisme yang berkelanjutan akan terwujud.

 

Menuju Pertahanan Berkelanjutan

Manajemen strategi pertahanan berkelanjutan merupakan pendekatan komprehensif yang mencakup berbagai aspek vital bagi ketahanan nasional Indonesia. Dari modernisasi teknologi pertahanan hingga penguatan ekonomi dan diplomasi, strategi ini bertujuan untuk membangun sistem pertahanan yang tangguh dan adaptif terhadap tantangan modern.

Implementasi strategi-strategi ini memerlukan komitmen jangka panjang, investasi yang signifikan, dan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan strategis. Kerjasama antar lembaga pemerintah, pelibatan masyarakat, serta kolaborasi dengan sektor swasta dan akademisi menjadi kunci dalam mewujudkan pertahanan negara yang tangguh dan berkelanjutan.

Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, Indonesia dapat membangun sistem pertahanan yang tidak hanya kuat secara militer, tetapi juga tangguh dalam menghadapi ancaman non-tradisional, serta berkontribusi pada pembangunan nasional yang berkelanjutan. Melalui manajemen strategi pertahanan berkelanjutan, Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisinya di kancah global dan menjamin keamanan serta kesejahteraan rakyatnya di masa depan.

Scroll to Top